Sabtu, 22 Februari 2014

Tarian Takjim Perasaan


Mencintai dalam diam adalah seperti menari takjim sendirian di antara kabut pagi di sebuah padang rumput yang megah dan indah. Dan meski tidak tersampaikan, tidak terucapkan, demi menjaga kehormatan perasaan, kita selalu tahu itu sungguh tetap sebuah tarian cinta.

Semoga besok lusa bisa menari bersama dalam ikatan yang direstui agama, dicatat oleh negara. 

Sabtu, 15 Februari 2014

T.T

Hampir runtuh semangat!

don't ever let me down God. If You should, then please get me up higher than before, after all of this difficulty...
karena pada akhirnya, titik air itu mengintip di sudut mataku untuk sesaat, malam ini...


aku (memang) hanyalah manusia biasa. hatiku tak sekeras baja, apalagi sekokoh hati manusia-manusia pilihan.
tawaku kadang sebuah usaha untuk terus bertahan, dan senyumku kadang memudar...
maka kumohon, teruslah tuntun aku, Tuhan.

Jumat, 14 Februari 2014

Ingin

Aku bermimpi saat ku tertidur
Dalam mimpiku engkau menanyakan
Apa yang kuinginkan kini.

Ku pun bermimpi saat ku tertidur
Dalam mimpiku engkau menanyakan
Yang ingin ku lakukan kini.

Tapi lalu kuterbangun
Tanpa sempat ku menjawab
Kini kucari dirimu
‘tuk jawab pertanyaanmu semalam...

Kuhanya ingin menari denganmu
Di tengah bintang dilangit dan awan
Tanpa perlu bermimpi lagi...

Kini kutau yang kau mau
Hanya disisimu s’lalu
Bergandengan dua hati
Dan bahagia sampai akhir nanti.


Aku Bukan Pangeranmu

Dari sudut mata kulihat laju langkah kakimu, tuju dinding hati
Yang kan kau coba tembus dengan jari mimpi-mimpimu
Yg t’lah berlalu dan tak berlaku
Dan kini kau ingin orang yang dapat menjagamu selalu,
Untuk selamanya...

Aku bukan dan tak akan pernah jadi sang pangeranmu
Aku bukan dan tak akan pernah mau jadi pangeranmu

Hidup ini telah lama buat mataku terbuka, kini ku mengerti
Bahwa segala cinta yang pernah ada di hati,
Kan melemahkan dan menghancurkan
Dan kini kau ingin dengan mudahnya
Merobohkan dindingku yang berjasa…

Dipertempuran, terus melangkah...
Karna kau bukan yang ku inginkan...



Kamis, 06 Februari 2014

Ketika Bumi Mengharap Langit

Kita berasal dari tempat yang berbeda.
Aku dari bumi,
kau dari langit.
Kau mahluk langit, yang jauh tak bisa ku gapai.
Aku mahluk bumi.
Aku selalu mendongak mencarimu,
kau tak juga melihatku.
Bahkan mungkin kau tak pernah tau ada aku.
Seandainya saja kau mahluk bumi,
diantara milyaran mahluk agung perusak dunia ini,
aku pasti akan mampu mendatangimu,
untuk menegurmu,
lalu bercengkrama denganmu...
Sungguh tak pantas.
Namun kau adalah mahluk dari langit
rasanya kau begitu jauh,
seolah jarak kita sengaja dibuat terpisah jutaan tahun cahaya oleh Pemilik Semesta
untuk menjalani kehidupan masing-masing di tempat yang jauh berbeda.
Dan setelah selama ini,
bertahun-tahun ini,
lalu akan bagaimana akhirnya?
Kita berasal dari tempat yang berbeda.