Minggu, 22 September 2013

Pendar Cahaya Itu

Lalu akhirnya aku selalu tertinggal dibelakang.
Cahaya di depan terlalu kuat berpendar, dan kadang gelap gulita. Membuat buta, tak tahu apa-apa. Selalu menunggu cahaya hijau itu berkedip dan menyala. Mencoba kugapai namun tak tergapai. Aku hanya bisa terdiam, menatap di kejauhan, tanpa bisa apa-apa. Dan aku semakin tak terlihat, tertinggal di belakang. Ketika tersadar, mungkin aku sudah benar-benar hilang. Lalu, aku tinggal secuil kenangan...
Atau mungkin sudah tak berarti apa-apa.

Menunggunya berbalik arah dan menjemput di persimpangan, menuntunku menjajaki jejak-jejak yang telah lama tercipta. Atau menanti penuntun jalan yang belum dikenal dan ikut bersamanya menyusuri jalur yang baru. Keduanya akan membawaku bersamanya menyibak kisah-kisah baru.
Entah akan bermuara kemana...
Aku masih menunggu pendar cahaya hijau yang tak bisa kugapai itu.
Tapi sekarang saja pendar cahaya itu semakin terasa sulit kugapai.

Minggu, 15 September 2013

Aku Mencintaimu, Dengan Caraku

Dengan caraku, aku memilih...
Memasrahkan jalan cerita ini kepada Sang pemilik hati...
Merelakan sekarang kau tak bersamaku...
Membebaskan kau dari ikatan yang semu di hadapan-Nya itu...
Membiarkan harapan dan angan-angan itu menggantung,
menggantung dan terbawa angin kepada kebahagian di akhir...

Aku mencintaimu, dengan caraku.
Kujauhkan dirimu dari 'salah' dengan bersamaku sekarang.
Aku menyayangimu, dengan caraku.
Kujauhkan diriku, dirimu, dan kita, dari 'salah' di hadapan-Nya itu...
Kujauhkan kita dari rasa bersalah telah jatuh dalam perasaan terlalu dalam,
sebelum kita tahu akan bersatukah kita dalam ridho-Nya.

Aku menanti.
Menanti tibanya waktu dimana kita akan dipertemukan.
Menanti tibanya waktu dimana kita akan berbahagia di akhir.
Menanti tibanya sang waktu membuktikan bahwa hati yang sabar akan dibahagiakan.
Menanti tibanya sang waktu membuktikan bahwa yang berjodoh akan disandingkan.
Aku percaya.

Kembali, hanya Tuhan yang tahu...

"Aku mencintaimu.
Itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan keselamatanmu." (cuplikan sajak Sapardi Djoko Damono)