Rabu, 13 November 2013

Kisah Harapan Seorang Gadis Biasa

Ini kisah seorang gadis. Seorang gadis yang mempunyai cita-cita dan harapan yang tercipta bukan hanya dari sehari-duahari ini saja. Ini adalah impian, harapan, dan salah satu cita-citanya sejak ia kecil. Sejak ia mendengar cerita-cerita pengalaman tantenya yang seorang mahasiswi pecinta alam. Sejak mungkin anak perempuan seumurnya sedang inginnya terlihat cantik dan mempercantik diri. Tidak pernah berharap bersusah payah seperti keinginannya ini, mungkin. Bahkan mungkin sampai ketika kebanyakan teman gadisnya hanya ingin pergi ke mall saja, tanpa impian seperti inginnya. Sampai ketika kebanyakan teman gadisnya menganggap hal seperti impiannya hanya menyusahkan diri saja. Namun ia masih akan terus berharap...

Ini adalah impian, harapan, dan cita-citanya untuk bisa menjelajah alam. Untuk bisa mendaki gunung-gunung dan sampai ke puncaknya. Untuk bisa menikmati damainya menapakkan kaki di padang-padang rumput yang hijau. Untuk bisa melihat deburan ombak pantai yang berbeda-beda meskipun ia sungguh takut terbawa gulungannya. Untuk bisa menapakkan kaki menikmati pasir-pasir pantainya. Untuk bisa mencicipi air jernih segar yang mengalir tenang di aliran-aliran sungai yang menjalar dari gunung-gunung. Untuk bisa terduduk diam di atas karang-karang menikmati pemandangan ombak mendebur tepian pantai. Untuk bisa melihat puncak-puncak hutan dari atas bukit-bukit dan menjerit sekuat-kuatnya tanpa peduli ada atau tak ada yang akan mendengar. Untuk bisa melintas dibawah atap gua-gua, menyentuh stalaktit dan stalakmitnya saat melintas. Untuk bisa bermain bersama riak sungai meski ia tidaklah bisa berenang dengan benar. Untuk bisa menikmati dinginnya udara perkebunan di lereng-lereng gunung. Untuk bisa pergi bertualang menikmati alam, dan bukan hanya menatap lemah jalan-jalan kota yang dilalui hari-hari...

Ini adalah impian, harapan, dan cita-cita seorang gadis biasa. Seorang gadis yang patuh dengan keputusan ayah ibunya. Seorang gadis yang menyesal mengapa dulu ia tidaklah nekat mendaftar sebagai anggota pecinta alam ketika pada masa awal kehidupan kampusnya. Kisah seorang gadis yang tak mampu menahan tangis karena dilarang ikut mendaki ketika mengharap izin ayah ibunya. Kisah seorang gadis yang sering berpikir akan seperti apakah petualangan yang akan dialaminya jika dulu ia ternyata terlahir sebagai seorang anak laki-laki. Kisah seorang gadis yang hanya bisa menatap dunia dari buku-buku dan gambar-gambar yang ia baca dan ia lihat. Kisah seorang gadis yang seringkali dengan nanar, dengan berbinar, atau bahkan sungguh sampai menitik tangis itu ketika melihat foto-foto orang disekitarnya yang pergi menikmati indahnya bertualang kepayahan bersama alam. Kisah seorang gadis yang sungguh jiwanya ingin menikmati kebebasan bersama alam, bagaimanapun nanti lelah dan susahnya. Kisah seorang gadis yang lebih menanti restu ayah ibunya alih-alih menjadi gadis petualang yang nekat tanpa restu ayah ibunya. Kisah seorang gadis yang kini menggantungkan harapan kepada imamnya kelak, agar suatu saat membawanya melihat dunia luar. Melihat luasnya dunia. Menatap dan menikmati keindahan alam yang selama ini menjadi impiannya...

Meski ia tahu, bahwa sama halnya dengan cinta, yang akan tetap hanya menjadi kata-kata jika tanpa usaha dan pengorbanan, maka begitulah juga impian, harapan, dan cita-citanya. Ia sungguh tahu itu.

Ini adalah kisah harapan seorang gadis biasa. Seorang gadis yang sungguh masih hanya bisa bermimpi dan merasa 'iri' kepada orang-orang yang telah 'mampu menikmati ' harapan-harapannya itu.
Ini adalah kisah harapan seorang gadis. Ia pun sungguh hanyalah seorang gadis biasa. Ia adalah gadis yang kupanggil dengan 'aku'.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar