Sabtu, 03 Agustus 2013

Pada Sebuah Perjalanan Waktu

kalau bisa, aku ingin mengatakan padamu lewat waktu
bahwa kau pernah mengetuk hati ini, kala fajar
kala harapan masih berupa tetesan-tetesan embun,
yang malu-malu menyelinap dari ujung daun-daun
sungguh masih muda...

kalau bisa, aku ingin mengatakan padamu lewat waktu
bahwa kau pernah menyapa hati ini, kala siang
kala ruang hati hanya seperti relung sepi,
yang selalu diam-diam berharap pada pemilik milyaran hati
sungguh tak terduga...

kalau bisa, aku ingin mengatakan padamu lewat waktu
bahwa kau pernah menyelami hati ini, kala senja
kala langit jingga merona dengan semua kenangan,
yang samar-samar namun terus mengukir setiap bayangan
sungguh semua indah...

kalau bisa, aku ingin mengatakan padamu lewat waktu
bahwa kau pernah membuncah hati ini, kala malam
kala rembulan bertemu bintang pada gelapnya bayangan
kala mahluk malam bercerita tentang lelapnya hutan kesetiaan
kala api membakar puing-puing kebahagiaan
kala tanah mengubur setiap keping-keping hati yang terserak
kala angin menerbangkan bisikan remah rindu yang tak sampai
kala air menenggelamkan risau di gelak-gelaknya sungai
kala awan malam membawa jauh semua kesedihan
yang bersama-sama menyanyikan lagu tidur untuk hati yang terlupa,
merelakan semua yang telah jatuh dalam-dalam,
pada sebaris waktu yang kita sebut kebersamaan,
pada semua waktu yang berjodoh oleh Tuhan,
sungguh aku tak apa.

lalu kita akan terbangun dari semua kedamaian
kembali menyapa keresahan
di kala fajar kembali tiba;
bersama embun-embun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar