Apa keinginan terbesarmu ketika masih kecil dulu? Entah dengan kebanyakan orang tapi aku sejujurnya punya banyak keinginan dan harapan.
Aku ingat sewaktu ditanya guru saat kecil dulu, "mau jadi apa kalo udah besar?", aku selalu tahu untuk menjawab "mau jadi insinyur", seperti mama. Karena sepertinya hanya itu satu-satunya hal mengenai cita-cita dan pekerjaan yang ada di dalam pikiranku saat dulu. Jika anak-anak yang lain berkeinginan menjadi dokter, aku ingat betul aku tidak pernah terucap untuk bercita-cita seperti mereka.
Atau jika harus memberikan jawaban lain, aku akan menjawab, " mau jadi seperti papa yang jadi sarjana hukum", karena aku tidak terlalu tahu pekerjaan apa yang bisa dijalani jika menjadi seorang sarjana hukum.
Kemudian aku mengubah cita-citaku ingin menjadi seorang ahli sejarah setelah aku cukup senang mempelajari sejarah. Tak lama tidak begitu berbeda dengan cita-cita sebelumnya, aku juga ingin menjadi seorang ahli paleontologi. Kau tahu, orang yang pekerjaannya senang mencari-cari dan membersihkan fosil atau tulang belulang mahluk masa lalu-begitu aku dulu menjelaskannya. Lalu aku merubah keinginanku untuk menjadi seorang penulis. Aku suka membaca, lalu berkhayal, dan terkadang menuliskannya dalam bentuk cerita yang monoton dan kalau diingat-ingat sekarang membuatku merasa malu sendiri dengan tingkah dan khayalan mainstream-ku dulu. Setelah sedikit lebih besar, aku punya keinginan untuk menjadi seorang arsitek. Sejak kecil aku sering melihat majalah-majalah arsitek yang menggambarkan desain dan ukuran rumah-rumah yg menurutku unik. Aku hanya ingin membuat rumah yang sesuai dengan keinginanku. Sewaktu hendak memutuskan untuk memilih jurusan kuliah, mama mengajakku berpikir ulang apakah daya otakku sanggup atau tidak dengan ilmu hitung dan ketelitan seorang arsitek, yang pada kenyataannya aku membenci ilmu hitung tingkat tinggi dan aku sangat ceroboh dalam hal 'pendetailan'. Pada akhirnya aku memilih jurusan ku yang sekarang...
Seperi lirik lagu soundtrack anime 'Minki Momo', "ingin menjadi apa setelah dewasa?". Aku kembali memilah-milih apa keinginanku. Aku masih ingin menikmati sejarah, aku ingin merancang sendiri rumahku nanti, aku juga ingin mempunyai rumah dengan halaman yang luas yang bisa ditumbuhi banyak pohon dan tanaman-tanaman lainnya untuk bisa kurawat dan kunikmati diwaktu senggang. Aku juga masih ingin menjadi seorang penulis, meskipun aku tidak punya khayalan hebat apapun untuk kutulis. Aku juga ingin menjadi berguna dengan menjadi seorang pengajar, meskipun aku masih memiliki banyak kekurangan dan ketidaktahuan.
Tapi kemudian terlebih, yang tiba-tiba terbersit disuatu ketika, dan kupikir tentunya ini menjadi keinginan, doa dan harapan perempuan semuanya, pada kenyataannya aku ingin menjadi seorang istri dan ibu yang baik dan mencukupi dunia akhirat untuk keluargaku nanti. Untuk mewujudkan itu, aku masih harus banyak berusaha dan belajar dengan ikhlas. Tentunya, aku sangat berharap akan ridho dunia akhirat dari imamku kelak, dan ini tentu keinginan yang sulit dari semua keinginanku. Suatu ketika aku berpikir tentang semua ini, dan mengambil kesimpulan, bagiku nanti, ridho suami itu sungguh cukup menjadi salah satu bekal untuk menghadap-Nya kelak, kan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar