Apa harus aku menulis di sini? Aku ingin tahu ada berapa banyak orang yang menulis seperti ini pada hari ulang tahunnya, dan yang mengucapkan selamat ulang tahun untuk dirinya sendiri seperti yang akan aku lakaukan sekarang.
Ya, menurut perhitungan dunia ini, umurku sekarang duapuluh dua tahun. Aku selalu terngiang lirik sebuah lagu yang selama beberapa bulan ini berulang kali siang malam kuputar. Liriknya berbunyi, "Umur bertambah, usia berkurang...". Liriknya singkat, cukup sederhana, tapi aku sangat suka, karena itu tepat dan sangat mengganggu pikiranku. Entahlah. Usiaku? Entah aku juga tak tahu. Tapi sebenarnya aku sudah cukup lama berumur duapuluh dua tahun ini. Aku menghitung-hitung dengan penanggalan Islam, yang setiap tahunnya maju sebelas hari lebih dulu dari perhitungan kalender matahari. Setelah ku kali perhitungan sebelas hari tersebut dengan jumlah 22 tahun yang sudah ada ini, yang artinya bernilai 242 hari, perhitungan kalender Islam menyimpulkan aku sudah berumur 22 tahun ini terhitung sejak 123 hari yang lalu (didapatkan dari hasil pengurangan jumlah hari dalam satu tahun, 365 hari, dengan 242 hari yang selisih).
Entah apa yang harus kutuliskan disini. Ini bukan pidato resmi di sebuah podium, ini hanya sebuah tulisan di sebuah hari ulang tahun. Sebuah tulisan yang ingin berucap syukur bahwa masih diberi kesempatan bertemu tanggal 23 untuk yang ke-22 kalinya. Mungkin aku akan bercerita saja. Sehari kemarin tanggal 22 November, sehari sebelum "secara resmi" (begitu kata mereka), tak banyak yang kulakukan. Sejak bangun pagi, aku sudah berniat untuk merapikan kamarku yang tidak terlalu beraturan akhir-akhir ini (mungkin hampir satu tahun ini sedikit berantakan tidak serapi biasanya kuakui), aku bergegas mengobrak-abrik isi kamarku dan merapikannya kembali setelah bahkan waktu Zuhur sudah berlalu. Sisa hari kuhabiskan menonton. Yah... Aku menonton Across the Universe, kemudian aku melanjutkan menonton Divergent, diikuti The Fault in Our Stars, dan kuakhiri tanggal 22 ini dengan From Up On Poppy Hill. Aku hanya ingin suatu saat nanti mengenang film-film yang secara acak terpilih untuk menemaniku selama satu hari kemarin. Tidak ada ide harus melakukan apa. Sekarang setelah koneksi internet cukup lancar, terdamparlah aku di sini.
Muncul pertanyaan sendiri, Apa yang kuinginkan?. Aku tak perlu lah menyebut segala doa dan harapanku di tulisan ini. Cukup aku dan Allah saja yang tahu. Tapi jika dipaksa harus menyebutkan satu, yang benar-benar menjadi prioritas hidupku yang sudah kujalani sejak hampir setahun ini adalah menyelasaikan tugas akhir sebagai mahasiswa. Kau tahu, banyak hal lucu dalam hidup ini. Kusebutkan satu contoh perbandingan. Ada orang yang dengan santai dan tak perdulinya mengerjakan atau tidak terlalu bersusah payah memikirkan tugas akhrinya tapi mereka dengan mudah dan cepatnya bisa lulus dari dunia kampus. Ada pula yang hampir satu tahun bersusah payah menjalaninya tanpa waktu untuk istirahat sejenak, tapi masih belum sampai waktunya untuk lulus. Itulah nasib. Itulah kehidupan. Kehidupanku, seperti contoh kedua. Dan permasalahan bukan hanya dariku. Jadi bagi mereka yang seenaknya menggangap enteng permasalahan ini, simpan saja kata-katamu jika kau bahkan tidak melihat kebenaran dengan jelas.
Well, whatever. Tidak banyak yang ingin kuceritakan di sini kali ini. Anyway...
Aku begitu menyukai November kali ini. Begitu juga November tahun lalu. Meskipun malam ini tidak diguyur hujan seperti 23 di tahun lalu. November kali ini dilimpahi rahmat hujan yang menyegarkan dan memberi keteduhan yang ditunggu-tunggu semua orang, setelah beberapa bulan sebelumnya dilanda kekeringan oleh musim kemarau yang cukup panjang.