Selasa, 18 November 2014

Aku Hanya Menerka(terka) Sabda

Disini lah aku, berteman rintihan hujan.
Malam-malam.
Dalam kamar temaram.
Sembari menunggu waktu.
Menanti kamu.
Menemukanku.
Kujalin saja rindu.
Untuk nanti dijahit dengan rindumu, ketika nanti bertemu.
Lalu pergi membawaku.
Bukan hanya hatiku.
Hey... Jangan jauh-jauh.
Ayah ibu nanti pasti rindu.

Ah...
Kulihat ayah ibu.
Sehari-hari tabah dan ikhlas menekur pada usaha menghidupi ragaku.
Menjagaku.
Berlimpah cinta kasih mereka untuk jiwaku.
Seketika aku tersadar.
Betapa mereka masih erat memelukku.
Belum rela jika secuil cinta yang kupunya ku bagi pula untukmu.
Maka kita sama tahu.
Mungkin memang belum sekarang saatnya kau mendatangiku.
Tapi entah seperti apa rencana-Mu.
Aku hanya menerka(terka) Sabda.

Lalu ingin kuintip rencana-Mu.
Tentulah aku tak mampu.
Kupilih sebuah senyum dari setumpuk hadiah pemberian-Mu.
Kubisikkan pada Tuhan.
"Kau lah yang Mahapengatur segala rentak irama kehidupan"
Ya...
Mungkin begitu.
Cukup begitu dulu.


F. F. K.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar