Lima puluh tahun yang lalu, seorang bayi suci dilahirkan dari rahim seorang ibu.
Empat puluh delapan tahun yang lalu, kau belajar menjadi seorang kakak pertama.
Dua puluh enam tahun lalu, kau membanggakan kedua orang tuamu dengan menghadiahkan mereka gelar Insinyur mu sebagai seorang sarjana pertanian.
Dua puluh tiga tahun yang lalu, kau mulai kehidupan barumu sebagai seorang istri dan bersamanya berusaha membangun sebuah keluarga yang bahagia dan selalu di ridhoi-Nya.
Dua puluh dua tahun yang lalu, Ia melengkapi hidupmu, kewajiban dan tanggung jawabmu dengan menganugerahkan seorang bayi perempuan yang sangat kecil itu. Lalu kau berikan ia nama sebagai salah satu doa terindah yang kudengar, 'Seorang perempuan yang semoga mulia dan memuliakan keluarga bagai sebuah permata yang indah untuk Ibu dan Ayah'.
Enam belas tahun yang lalu, kau kembali dikaruniakan seorang putra yang tampan, setelah hampir meregang nyawa dan tetap berdiri tegar menahan kesakitan demi menjaga putra berusia satu minggu mu yang harus dimasukkan begitu banyak selang infus di ubun-ubunnya. Lalu kau berikan ia nama sebagai salah satu dari doa terindah lainnya yang kudengar, 'Sebuah permulaan untuk dan akan selalu diberkahi rezeki yang mulia dan semoga menjadi imam yang mengikuti tauladan Rasulullah Muhammad SAW'.
Setelah lima puluh tahun berlalu, begitu banyak cerita dan perjalanan, tipu daya zaman, pahit dan manis kehidupan yang telah kau lewati.
Lima puluh tahun telah berlalu, usiamu tak lagi muda, tenagamu tak lagi kuat, kulitmu mulai menua, meskipun kami tau betul otakmu sungguh masih sangat luar biasa pintarnya. Terkadang sedikit rambut putih itu ingin menguasaimu namun tak kuasa.
Lima puluh tahun usiamu kini, Ibu.
Maafkan aku yang belum bisa membanggakan mu dan ayah.
Maafkan aku yang masih belum bisa memberimu hadiah sebuah gelar sarjana itu di lima puluh tahunmu ini.
Maafkan aku yang masih belum bisa menjadi seorang anak yang cukup baik selama ini.
Maafkan aku yang masih sangat kekanakan di usia yang bukan anak-anak lagi kini.
Maafkan aku yang terlalu banyak salah kepadamu.
Maafkan kami yang masih sangat menyusahkanmu.
Maafkan kami yang takkan bisa membalas cinta dan pengorbanan suci dunia akhiratmu.
Selamat hari kelahiran, Ibu.
Selamat hari ibu terkhusus untukmu, Ibu.
Semoga Allah SWT selalu melimpahkan kasih dan sayang, ridho dan perlindungan dunia akhirat atas kehidupanmu, Ibu.
Mungkin dengan tulisan, aku bisa lebih jujur dan lugas menyatakan.
Kami yang mencintaimu, Ibu ...