Selasa, 13 Januari 2015

Bye for Now (Maybe)

Hujan adalah salah satu sahabat terbaik para pujangga. Hujan juga merupakan teman terbaikku. Banyak kata-kata, juga kelebat hayalan ngawur yang terlintas kala milyaran titik air itu jatuh bebas ke bumi.

Hah... Itu tulisan waktu hujan tadi. Tapi karena saya hidup hanya mengandalkan wifi, jadilah tiga kalimat tersebut dipendam dulu, terhenti tiba-tiba. Fyuh, jadi lupa mau menulis apa di sini siang tadi. Padahal, momen hujan adalah momen terbaik bagi banyak orang yang suka menumpahruahkan pikiran-pikiran dan kata-kata (sok) puitis yang ada di dalam kepala mereka. Begitu juga aku, biasanya. Tapi siang tadi, ketika listrik seperti biasa dipadamkan di daerah kami jika hujan sudah membawa Pangeran Angin dan Raja Petir, maka kujadikan saja ia momen terbaik yang sudah cukup lama tidak kulakukan ketika ia hadir ataupun tidak. Tidur siang. Mendekapku erat dalam kesejukannya. Melupakan sejenak data skripsi yang sudah muak kulihat siang dan malam. Mengenyahkan sejenak pertanyaan ayah ibu--selalu saja mengurusi sidang teman-teman, kamu sendiri kapan?--yang cukup membingungkan. Yah, sekian saja. Mungkin kapan-kapan aku akan menepati janjiku pada diri sendiri, untuk membuat sebuah postingan yang mungkin berguna jika ada satu-dua pengelana aksara yang lewat dan mampir.

ARRIVEDERCI! AU REVOIR!
Maybe.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar