Senin, 24 Maret 2014

Wahai Hati, Hati-hati

Kepada hati hati yang menunggu hati dengan hati-hati.
Kepada hati hati yang bersabar dan jatuh perlahan pada satu hati dengan hati-hati.
Aku punya pertanyaan untuk hatimu, hati.
Akan kuajukan dengan hati-hati agar kau tak sakit hati.

Mengapa kau hanya berdiam pada satu hati?
Lalu kau hanya terus menanti di satu hati.
Begitu susahnya kah hatimu untuk jatuh hati pada lain hati?
Apakah kau memang begitu setianya pada satu hati?
Masihkah kau terus menunggu hati yang kau sendiri tak tahu bagaimana hatinya, hati?
Bagaimana jika hati yang kau harap juga menunggu hati yang lain?
Mungkin hatinya sudah terbang melayang entah kemana tak mau kembali lagi.
Atau malah hatinya telah jatuh berdebam dalam palung satu hati yang tak kau tahu, hati?
Ah, mungkin hati yang kau tunggu sedang bersusah payah mengobati luka hatinya yang lalu.
Mungkin juga sedang mencari retakan hatinya, seperti yang pernah hatimu alami.

Kenapa?
Hatimu terasa sesak?
Ia ingin menangis?
Oh, jangan cengeng!
Yah, urusan hati memang harus hati-hati...
Biar tak jadi sakit hati.
Ku akhiri saja sampai di sini.
Biar hatimu tak semakin sakit hati.
Pikirkan lagi nasib hatimu dengan hati-hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar