Who says I am not happy?
Just because I don't have boyfriend, doesn't mean I'm not happy.
I have mother and father.
I have my handsome lil' brother.
I have my family, friends, nice people around,
I have books to read, music to hear, and then I sing it in my own world,
I have movies to watch..
I have pen and notebook,
I have internet,
I have my room, I have many thoughts,
I have my camera, I have many things to do,
and above all, I have God's promises for my beautiful life...
"So which of the favours of your Lord would you deny?"
(Qur'an; Ar-rahman: 55-13)
:)
Jumat, 27 Desember 2013
Sabtu, 23 November 2013
23rd of 21st
It's heavy rain tonight. I convinced myself that everything will be in the right place where it should be.
I convinced myself this heavy rain will bring us God's blessing for tomorrow.
And also for my 21st...
21st years old.
Means I'm getting older. No hesitate.
Means I'm getting mature. No, I doubt it. But I still keep working on it.
Like I used to say, getting older doesn't always mean you're getting mature coincidely.
So many people getting older without getting mature. But I wish I could be a better person with this 21st count.
Like one of my old-friend said,
"no need to blow the candle..."
It's funny how I really love this statement of her. How this words can turn my thought upside down.
Makes me doesn't care much about blowing the candle up now.
Because yes it's right, it's not just about blowing up the candle.
It's actually about how we're gonna live the life better and full of wisdom later.
It's about enjoying happiness of still being around our truly love family, friend, and people...
It's about happiness that we bring out to others.
It's about how I could make my parents and my family be happy and proud of me.
And also now, I don't care much about the past. It has fadded away, right?
I don't want it bother me, and my life. I only live once. We are live once. So let by gone be by gone. I don't want to pondering it much now.
I've decided to straight forward and let what's left behind be a memory. Lock it in our heart.
Now a new day has come. Face it.
And of course, wish you a happy birthday, young lady!
Wish you a happy ever after life. :')
Let's sing your own song whole-heartedly! Step your dance freely and beautifully.
And welcome, my 21st. ^^
Rabu, 13 November 2013
Kisah Harapan Seorang Gadis Biasa
Ini kisah seorang gadis. Seorang gadis yang mempunyai cita-cita dan harapan yang tercipta bukan hanya dari sehari-duahari ini saja. Ini adalah impian, harapan, dan salah satu cita-citanya sejak ia kecil. Sejak ia mendengar cerita-cerita pengalaman tantenya yang seorang mahasiswi pecinta alam. Sejak mungkin anak perempuan seumurnya sedang inginnya terlihat cantik dan mempercantik diri. Tidak pernah berharap bersusah payah seperti keinginannya ini, mungkin. Bahkan mungkin sampai ketika kebanyakan teman gadisnya hanya ingin pergi ke mall saja, tanpa impian seperti inginnya. Sampai ketika kebanyakan teman gadisnya menganggap hal seperti impiannya hanya menyusahkan diri saja. Namun ia masih akan terus berharap...
Ini adalah impian, harapan, dan cita-citanya untuk bisa menjelajah alam. Untuk bisa mendaki gunung-gunung dan sampai ke puncaknya. Untuk bisa menikmati damainya menapakkan kaki di padang-padang rumput yang hijau. Untuk bisa melihat deburan ombak pantai yang berbeda-beda meskipun ia sungguh takut terbawa gulungannya. Untuk bisa menapakkan kaki menikmati pasir-pasir pantainya. Untuk bisa mencicipi air jernih segar yang mengalir tenang di aliran-aliran sungai yang menjalar dari gunung-gunung. Untuk bisa terduduk diam di atas karang-karang menikmati pemandangan ombak mendebur tepian pantai. Untuk bisa melihat puncak-puncak hutan dari atas bukit-bukit dan menjerit sekuat-kuatnya tanpa peduli ada atau tak ada yang akan mendengar. Untuk bisa melintas dibawah atap gua-gua, menyentuh stalaktit dan stalakmitnya saat melintas. Untuk bisa bermain bersama riak sungai meski ia tidaklah bisa berenang dengan benar. Untuk bisa menikmati dinginnya udara perkebunan di lereng-lereng gunung. Untuk bisa pergi bertualang menikmati alam, dan bukan hanya menatap lemah jalan-jalan kota yang dilalui hari-hari...
Ini adalah impian, harapan, dan cita-cita seorang gadis biasa. Seorang gadis yang patuh dengan keputusan ayah ibunya. Seorang gadis yang menyesal mengapa dulu ia tidaklah nekat mendaftar sebagai anggota pecinta alam ketika pada masa awal kehidupan kampusnya. Kisah seorang gadis yang tak mampu menahan tangis karena dilarang ikut mendaki ketika mengharap izin ayah ibunya. Kisah seorang gadis yang sering berpikir akan seperti apakah petualangan yang akan dialaminya jika dulu ia ternyata terlahir sebagai seorang anak laki-laki. Kisah seorang gadis yang hanya bisa menatap dunia dari buku-buku dan gambar-gambar yang ia baca dan ia lihat. Kisah seorang gadis yang seringkali dengan nanar, dengan berbinar, atau bahkan sungguh sampai menitik tangis itu ketika melihat foto-foto orang disekitarnya yang pergi menikmati indahnya bertualang kepayahan bersama alam. Kisah seorang gadis yang sungguh jiwanya ingin menikmati kebebasan bersama alam, bagaimanapun nanti lelah dan susahnya. Kisah seorang gadis yang lebih menanti restu ayah ibunya alih-alih menjadi gadis petualang yang nekat tanpa restu ayah ibunya. Kisah seorang gadis yang kini menggantungkan harapan kepada imamnya kelak, agar suatu saat membawanya melihat dunia luar. Melihat luasnya dunia. Menatap dan menikmati keindahan alam yang selama ini menjadi impiannya...
Meski ia tahu, bahwa sama halnya dengan cinta, yang akan tetap hanya menjadi kata-kata jika tanpa usaha dan pengorbanan, maka begitulah juga impian, harapan, dan cita-citanya. Ia sungguh tahu itu.
Ini adalah kisah harapan seorang gadis biasa. Seorang gadis yang sungguh masih hanya bisa bermimpi dan merasa 'iri' kepada orang-orang yang telah 'mampu menikmati ' harapan-harapannya itu.
Ini adalah kisah harapan seorang gadis. Ia pun sungguh hanyalah seorang gadis biasa. Ia adalah gadis yang kupanggil dengan 'aku'.
Kue Jadul, Kue Kenangan
Sekitar dua minggu yang lalu teman satu grup praktik lapangan ku membawakan kami kue ini. Kue ini sudah ada sejak masa kecil ibuku dulu, katanya. Setelah sekian lama tidak melihatnya, tentu saja aku sangat bersemangat melihat lagi kue ini yang juga menjadi salah satu makanan dari masa kecilku dulu. Sayangnya, aku tidak ingat nama kue ini. Begitu juga teman-temanku. Aku tentu saja menjadi sangat penasaran seperti biasanya jika aku melupakan sesuatu hal. Jadilah aku sengaja mengambil gambarnya dengan kamera ponselku dengan resolusi seadanya untuk menunjukkannya kepada ibuku setibanya di rumah. Sayang sekali, ibuku pun lupa nama kue 'jaman dulu' ini. Beberapa orang yang kutanya pun semuanya lupa dengan nama kue kenangan ini. Beberapa menyebutnya dengan Chickenpoop cookies, meskipun aku sangat yakin dulu tidak pernah ada yang kudengar menyebut kue ini dengan nama yang seperti itu.
Malangnya nasib kue kecil yang manis ini. Ia mengisi kenangan kehidupan banyak orang, namun kami melupakan namanya. Sungguh bukan kami sengaja.
Adakah diantara kalian yang mengingat namanya?
Jumat, 08 November 2013
Believe
Percaya, Tuhan mengerti segalanya. Tuhan tau apa-apa yang tidak terucapkan dan tak tersampaikan oleh kata-kata manusia.
Selasa, 05 November 2013
Oesman Bakrie Trailer
Sebuah film hasil karya anak Universitas Sriwijaya. Enjoy the movie. :)
http://www.youtube.com/v/LSepMBxdZfU?autohide=1&version=3&attribution_tag=3toDIW1OjZVMWwPQe_Mphg&autoplay=1&showinfo=1&feature=share&autohide=1
http://www.youtube.com/v/LSepMBxdZfU?autohide=1&version=3&attribution_tag=3toDIW1OjZVMWwPQe_Mphg&autoplay=1&showinfo=1&feature=share&autohide=1
Rabu, 30 Oktober 2013
Gifts From Hajj
Dan semoga mama dan papa bisa pergi haji lagi, tapi kali kedua suatu saat nanti perginya juga bersama kami anak-anaknya. Aamiin. :)
Kurma yang warnanya lebih hitam itu adalah Kurma Ajwa (Kurma Nabi)
Minggu, 27 Oktober 2013
Enokitake Mushroom Capcay
Two days ago, me and my mom went to a new supermarket in our region. It still soft opening actually. It's not too far from our home. You can go there by public transportation just in 10-15 minutes. At there, I found this mushroom in its storage near other vegetables. I asked to my mom to let us buy this one just want to taste this mushroom's flavor. In this packaging says that this enoki mushroom are non pesticide product imported from Korea. This mushrooms spread wildly in Japan, Korea and China. It was known as a pest which could damage the agricultural products. But after reasearches, now it known has good advantages for human healthy.
Wikipedia well said:
Enokitake mushrooms contain antioxidants, like ergothioneine. Animal testing has indicated possible applications in the development of vaccines and cancer immunotherapy. Research at the National University of Singapore, first published in 2005, stated that the stalk of the golden needle mushroom contains a large quantity of a protein, named "Five" by the researchers, that helps in the regulation of the immune system. The mushroom also contains flammutoxin, a cytolytic and cardiotoxic protein that has proven to be non-toxic when absorbed orally.
So tonight, I cooked this mushroom for our dinner. Because I have no idea how to cook it due to its origin country's menu, so I cooked it as we usually cooking another mushrooms or vegetables from our country. And voila! Enokitake Mushroom Capcay ready to eat.
Bon apetit ! いただきます! \(^o^)/
Note: I was taken this picture without changing the exposure at functional menu on my camera (I always forget it). So the results make this picture lil' bit dark, I think. Well, maybe I have poor sense of photography. fyuwh. I'll try better next time.
Sabtu, 19 Oktober 2013
Grandious Rose
Grandious Rose. I just love this slogan. This is the slogan from an event that held today in my apprentice high school where I am about practicing my teaching ability. This high school held an Islamic Festival event for all of high schools in our city. There were 24 schools participated in this great event. Some games that competed in this event are musical poetry, nasyid competition, wall magazine competition, drama competition, and many others. There was one school's performance had stole my heart. And they are the very first contestant from musical poetry competition. (wuhuuw, prokprokprok ^o^). But I didn't see the whole competition untill it finish because I have many things to do with my friend from our tutor today.
Here is some pictures taken from today.
Well, maybe another time, another chance, another event, and another way I'll meet him our favourite and popular writer, Mr. Darwis Tere Liye.
But today I made a big achievement. I was the first people who came to our apprentice school at 6.20 am. It was still very early. haha. So for next monday, I am the one who is entrusted to keep our room's key and should come early like I did today. haha (^o^).
Sorry for every wrong grammar I made. :p
Sincerly,
F. K.
Jumat, 18 Oktober 2013
Dancing Round The Room
For no special reason, I do something joyfull just now in my room.
I am dancing round the room.
I steped with myself in my lovely small and untidy room, like I was the happiest person in this world this afternoon.
I looked a blithsome daughter, a happy damsel, and a beautiful princess in reflection with her lips smiling all the time.
I know her well. She is me.
After this busy day, I got some happy experience while I am in teacher training program in one of the prestigious high school in my town today. I met a new French teacher in vice principal room by chance. So I suddenly talk to her with my poor French word. I can only remember to said je m'appelle and bonjour with confidence to her. And she answered me oui, mais oui!. Yes, I understand this one so well, madam. (^o^) haha.
I wish we could meet each other again next day, madam... :)
And I hope this kind of acceptance from (some) teachers will be last forever (okay, at least untill our last meeting, I'm hoping). :)
Kamis, 17 Oktober 2013
I Wish You
I know I just haven't seen it yet God.
Haven't seen the reason behind this long story yet.
But if I may wishing, I wish you my October,
please be calm to my November...
And I wish you, too, my November,
please be calm to my December, and so on...
And I wish you the time,
to my future, you're such a gloomy and mistery,
to my future, you're such a gloomy and mistery,
please be kind, wise, generous and pleasant to my every single breath I take...
And I wish you my Lord,
You are The One whom I can trust and rely on,
so please don't leave me alone.
Never let me go like what Your creature always did.
Selasa, 15 Oktober 2013
Joyous Time
Have you ever felt like you really want to do something bigger than before in your life? For now, I can say 'yes, I have'. What's that? Lately I really have tried my best on studying foreign language, specificly in Français and Japanesse (^_^). What's with that languages? I don't have any special answer or reason, but I can say I just really love it when I heard people talking with these two languages. I'm following an Speaking Français Twitter Account for a year past, but I still didn't make any significant progress till now, I guess, haha. I still only can say some daily conversation such as 'bonjour', 'coucou' for 'hello' or introduce myself, like 'Je m'apelle blablabla'. And hey, I really love saying 'et patati et patata (e patati e patata)' which is the words for saying 'blablabla', and I have successly deceived my friend for that long words but only means a 'blablabla'. And I'm feeling happy for it :D
Why I suddenly want to learn these two language? Actually I have a really busy time lately. I'm on my way to the second hardest-program phase, or we called it PPL in the middle of this month. But I also want to make sure that my college life will not pass as flat as nothing impressed for my future. So, my three friends and I have made a plan. We are trying to get into Journal Science Competition, and hoping we'll win it. If we could win this competition, we will be in Turkiye for attending the congress. That is the prize! But we still trying our best till now. I can say, the progress is still 15% (fyuh). Honestly, it still nothing. We still can't make sure our groundwork to our preceptor, and yes it does hard. So I pray God to guide and help us to finish what we just started. But among this my lately-busy life, I still have my own time for myself, and I decided to learn languages.
Before I decided to learn Japanesse, I watched some Japan movies with english subtitle, so the people are still talking with Japanesse words. For this long time, I never planned to dream to going to Japan. I always dream to be in Europe. But now, after I watched Nodame Cantabille The Movie (I've read the comic version when I was in SMA / same like Senior High School), and I really fell in love with handsome Chiaki Shinichi-kun and beautifull Juri Ueno-chan couple, so I decided to learn Japanesse autodidacly virtual like what I did with Français, too. Now I wish I could go to Japan, France, and also England. I have such a great joyous time lately with myself in watching movies, videos, listening the sounds of musics, and learning languages all the time in my untidy room (upss...) -_-
Here is some pictures of Nodame Cantabille with Chiaki Shinichi <3, and also actress and actor: Juri Ueno and Hiroshi Tamaki. ^^
aahhh I love this couple <3
Okay now back to our main topic :D
I think it doesn't matter even if you've in best tried studying language but you still can speak it loudly and frequently in your daily life, because the point is you have started trying learn it rather than others who did nothing. It's about the time, 'bout the progress. And it's depend on us. Don't care what people saying on you. Just keep trying. :))
Ganbatte kudasai! Bonne nuit mes amis. ^^
(Do your best! Good night -going to sleep- my friends). ^^
Rabu, 09 Oktober 2013
Pasrah
Lama kurasa sepinya hati
Tanpa dirimu
Lama kurasa rindu yang dalam
Menyiksa jiwaku
Lamanya daku kian menahan
Resah gelisah
Yang selama ini selalu saja
Datang menggoda
Dua purnama tanpa terasa
Berlalu sudah
Namun tiada pernah kudengar
Kabarmu oh sayang
Mungkin dirimu telah bersama
Dengan yang lain
Hingga diriku begitu saja
Engkau lupakan
Dimana lagi, kemana lagi
Harus kucari tempat untuk bertanya
Anginpun tiada, burungpun tiada
Semua tiada bawa berita
Kalau begini, terus begini
Aku tak tahu bagaimanakah lagi
Biarlah semua akan kupasrahkan
padaNya Illahi..
(Ermy Kulit)
Tanpa dirimu
Lama kurasa rindu yang dalam
Menyiksa jiwaku
Lamanya daku kian menahan
Resah gelisah
Yang selama ini selalu saja
Datang menggoda
Dua purnama tanpa terasa
Berlalu sudah
Namun tiada pernah kudengar
Kabarmu oh sayang
Mungkin dirimu telah bersama
Dengan yang lain
Hingga diriku begitu saja
Engkau lupakan
Dimana lagi, kemana lagi
Harus kucari tempat untuk bertanya
Anginpun tiada, burungpun tiada
Semua tiada bawa berita
Kalau begini, terus begini
Aku tak tahu bagaimanakah lagi
Biarlah semua akan kupasrahkan
padaNya Illahi..
(Ermy Kulit)
Minggu, 06 Oktober 2013
Sebuah 'Nyawa' yang Kita Sebut sebagai 'Kedewasaan'
Aku kini telah yakin akan sesuatu. Aku tahu, sudah tahu, hanya saja aku kini sudah sedikit lebih tahu dan juga sedikit lebih mengerti. Aku belajar. Ya, tentu saja. Aku belajar karena aku sedang mempersiapkan diri untuk masa depan. Tapi apa yang tadi sudah lebih tahu? Oh... inti sebenarnya singkat saja. Tapi begini, coba dengarkan aku.
Pendiam, cerewet, manja, suka ngambek, mudah terharu, mudah menangis, kadang kekanak-kanakan, sok imut, blak-blakan, sok manis, sok baik, tegas, rajin, introvert, kadang teguh pendirian, kadang percaya pada 'prinsip kedua', tiba-tiba menjadi bijak, sok tua, dewasa dan banyak lagi lainnya. Kalian tahu apa maksud semua itu? Semua itu adalah sebagian dari jenis sifat dan sikap manusia. Semua itu (tentu saja) ada pada diri setiap manusia. Lalu apa masalahnya? Apa yang membedakan pemiliknya? Masalahnya dan yang membedakannya adalah pemiliknya. Manusianya.
Lalu semua sifat dan sikap tadi punya masing-masing waktunya, tempatnya, situasinya, sudut pandang orang-orang, lingkungannya, dan pengaruh orang-orang lain yang berkaitan dengan sistem kehidupan individu tersebut. Terutama kemudian adalah kadarnya. Siapa yang mengaturnya? Diri kita sendirilah yang mengaturnya. Kadang butuh waktu yang lama, kadang butuh waktu yang sangat singkat. Maka untuk memahami seseorang, kita tidak bisa hanya menilainya disaat salah satu sifat yang tidak kita sukai itu muncul padanya, lalu kita selalu 'menyalahkan'nya. Karena mungkin saja sifat bagus yang dimilikinya belum kita temukan, belum muncul, dan belum bisa kita lihat pada waktu itu.
Lalu aku pun juga membuat sebuah kesimpulan. Bukan sekedar kesimpulan asal, tapi aku membuatnya setelah aku cukup banyak melihat kejadian. Bukankah sudah kubilang aku terus belajar? Ya, aku tidak mau disebut anak kecil yang tidak belajar apa-apa. Karena sesungguhnya juga aku sudah bukan lagi anak kecil. Aku menyimpulkan, walau ini adalah kesimpulan lama, bahwa tuanya umurmu belum menjamin dewasanya kehidupanmu. Ya, aku setuju. Tuanya umurmu tak selalu sejalan dengan semakin meningkatnya kedewasaanmu. Dan banyak orang-orang yang begitu. Getting older doesn't always mean you are also getting mature.
Lalu apakah orang-orang yang selalu berbicara tentang kedewasaan dan mengaku-aku dirinya tergolong orang dewasa itu sudah benar-benar dewasa? Bisa kukatakan, mungkin mereka juga belum dewasa. Mengapa? Karena sejatinya kedewasaan sama dengan sifat-sifat baik lainnya. Bukan diri kita sendiri yang melihat, tapi orang lain lah yang melihat dan menilai. Salahkah sikap mereka? Oh, tentu tidak, karena begitulah manusia. Semua tergantung pada 'sudut pandang' siapa saja.
Kedewasaan tumbuh seiring kau berjalan dengan waktu. Seiring kau berpacu dengan waktu. Seiring kau bertaut dengan wajah kehidupan. Apakah menjadi masalah jika kau tidak menjadi dewasa? Ya, itu akan masalah hanya jika tidak pada tempatnya dan waktunya. Oh, mengapa demikian? Lihat saja orang-orang tua kalian. Disaat mereka sedang bersama-sama, mereka pun bahkan bisa lebih kekanakan daripada remaja yang baru mengenal percintaan. Jika melihat peristiwa itu, salahkah ketidak dewasaan mereka? Tentu tidak. Itulah warna kehidupan. Tingkat kedewasaanmu bergantung kepada dengan siapa kau sedang bersama. Ada sebuah pepatah "My level maturity is depend on who I'm with". Kata "with" ini memiliki makna ganda jika kau pahami. Tentulah kalian tahu makna 'with' pertama. Bagaimana jika yang kedua adalah bermakna 'with-out' alias 'without'?. Tingkat kedewasaanmu kau bagi dengan tingkat bermanja-manja dan kekanak-kanakanmu saat kau sedang bersama dengan orang lain. Begitulah manusia, sering butuh perhatian manusia lainnya. Tentu saja, saat kau sedang "tidak bersama-sama" orang lain, kau tidak membagi dan menggantungkan kedewasaan dan sikap tangungjawabmu kepada orang lain. Kau menjatuhkannya hanya pada dirimu sendiri. Sudah seharusnya saat seseorang sendiri, tingkat kedewasaannya berada di puncak tertinggi. Karena memang begitulah sistemnya. Memang begitulah waktu-waktu yang tepatnya untuk tiap-tiap sifat dan sikap itu 'muncul' dan berada.
Maka ku katakan, jangan harap kau menemukan 'kedewasaan' penuh pada orang yang sedang bersama, karena dia membagi kedewasaan itu dengan sikap kekanak-kanakannya dengan orang(-orang) lain tersebut. Pun dengan orang yang tidak bersama-sama dengan orang lain. Karena semua 'nyawa' itu kita sama-sama memilikinya. Tinggal tergantung pada diri kita masing-masing.
Begitulah sistemnya. Begitulah prinsip kerjanya jika saja kita ingin mencoba mengerti, memahami dan menghayatinya.
Jika aku salah memahami, mungkin 'nyawa' agung itu belum sepenuhnya bersemayam di dalam diri ini. Harap dimaklumi. Aku juga sama, seorang manusia biasa yang masih terus mencari dan belajar.
Selasa, 01 Oktober 2013
Eleven Weeks after that Day; A Letter From Your Forgotten Memories
Eleven weeks after that day
I have been through a hard life… yes, it’s
hurt me
I tried not to down, raise my head above, yes
it’s hard
Just to show them I’m strong enough
I tried to reassemble my heart
I tried not to tell you everything in my mind
like I used to
To make you feel free from every what you think
that’s your responsibility
And I just don’t want to be a spoiled girl in
your eyes
Oh dear… I tried to have a busy life
Just to make them stop asking me about you,
asking about me
Just to make me forget about you, even for a
while
Because when the night comes, when I start
laying on my bed,
Your memory has been waited me there
And I meet you again in these memories for
thousand times
I tried to erase your story
But your shadow always shade my day, every
single day
And then I realize I can’t hide from yours
Eleven weeks after that day
When you carelessly say goodbye to me
When you say that words again for many times
so I stop count
I must admit I still dream about you even if
I don’t want it
And they don’t know how I feel
And you don’t know how I live
I pursuit my happiness, but my happiness are left
behind
Then I hesitate to decide my choice
Should I come back for it, or just leave it
behind and pursuit the new one?
I force myself to turn around and start to
collect what still be my happiness behind
Lonesome through this long long road,
remembering the old time in this silent path
Continuing the journey with a heavy heart
Every single step I take, I acknowledge I
still always think about you
And what about you there? Do you miss me like
I miss you here?
You don’t miss me, do you?
Oh dear, of course… you don’t miss me...
I don’t know how you feel, so I’ll just have
to believe somewhere out there you’re thinking of me
Dear you there who ever made my life such a
perfect one
Eleven weeks after that day
Time takes time, and I can do nothing but
just only stare a far at your life
All I can do is just staring at this story,
our story
Or maybe it’s all mine from the beginning
Now you’ve been far away from all of the
memories, leaving what’s behind
No, I am not leave you. It wasn’t me. Yes,
you leave me far behind
I am no longer next to you, I can’t chase you
And I think you never planned to keep me,
right? Yes, you…
When you realize, maybe I have been gone for
real
Then I only become a little piece of those
your forgotten memories
Or maybe I’ve meant nothing at all
Will you keep your heart? Will I keep my
heart? Will us keep our heart till the last? Only God knows.
But I will try my best, do my best in everything in my life now. And I hope you'll see me with a smile in your lips someday, if we ever meet again.
But I will try my best, do my best in everything in my life now. And I hope you'll see me with a smile in your lips someday, if we ever meet again.
Dear you somewhere I don’t know
Dear you someone I still pray of your
happiest life
Dear you someone I still love, and it may
last a month of Sundays, a year and a day.
I can't promise you, too.
Only God knows.
Eleven weeks after that day, the day you went away from my beautiful life... and left me behind.
Thursday, September, 26, 2013 : late night. 23.32
Minggu, 22 September 2013
Pendar Cahaya Itu
Lalu akhirnya aku selalu tertinggal dibelakang.
Cahaya di depan terlalu kuat berpendar, dan kadang gelap gulita. Membuat buta, tak tahu apa-apa. Selalu menunggu cahaya hijau itu berkedip dan menyala. Mencoba kugapai namun tak tergapai. Aku hanya bisa terdiam, menatap di kejauhan, tanpa bisa apa-apa. Dan aku semakin tak terlihat, tertinggal di belakang. Ketika tersadar, mungkin aku sudah benar-benar hilang. Lalu, aku tinggal secuil kenangan...
Atau mungkin sudah tak berarti apa-apa.
Menunggunya berbalik arah dan menjemput di persimpangan, menuntunku menjajaki jejak-jejak yang telah lama tercipta. Atau menanti penuntun jalan yang belum dikenal dan ikut bersamanya menyusuri jalur yang baru. Keduanya akan membawaku bersamanya menyibak kisah-kisah baru.
Entah akan bermuara kemana...
Aku masih menunggu pendar cahaya hijau yang tak bisa kugapai itu.
Tapi sekarang saja pendar cahaya itu semakin terasa sulit kugapai.
Tapi sekarang saja pendar cahaya itu semakin terasa sulit kugapai.
Minggu, 15 September 2013
Aku Mencintaimu, Dengan Caraku
Dengan caraku, aku memilih...
Memasrahkan jalan cerita ini kepada Sang pemilik hati...
Merelakan sekarang kau tak bersamaku...
Membebaskan kau dari ikatan yang semu di hadapan-Nya itu...
Membiarkan harapan dan angan-angan itu menggantung,
menggantung dan terbawa angin kepada kebahagian di akhir...
Aku mencintaimu, dengan caraku.
Kujauhkan dirimu dari 'salah' dengan bersamaku sekarang.
Aku menyayangimu, dengan caraku.
Kujauhkan diriku, dirimu, dan kita, dari 'salah' di hadapan-Nya itu...
Kujauhkan kita dari rasa bersalah telah jatuh dalam perasaan terlalu dalam,
sebelum kita tahu akan bersatukah kita dalam ridho-Nya.
Aku menanti.
Menanti tibanya waktu dimana kita akan dipertemukan.
Menanti tibanya waktu dimana kita akan berbahagia di akhir.
Menanti tibanya sang waktu membuktikan bahwa hati yang sabar akan dibahagiakan.
Menanti tibanya sang waktu membuktikan bahwa yang berjodoh akan disandingkan.
Aku percaya.
Kembali, hanya Tuhan yang tahu...
"Aku mencintaimu.
Itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan keselamatanmu." (cuplikan sajak Sapardi Djoko Damono)
Memasrahkan jalan cerita ini kepada Sang pemilik hati...
Merelakan sekarang kau tak bersamaku...
Membebaskan kau dari ikatan yang semu di hadapan-Nya itu...
Membiarkan harapan dan angan-angan itu menggantung,
menggantung dan terbawa angin kepada kebahagian di akhir...
Aku mencintaimu, dengan caraku.
Kujauhkan dirimu dari 'salah' dengan bersamaku sekarang.
Aku menyayangimu, dengan caraku.
Kujauhkan diriku, dirimu, dan kita, dari 'salah' di hadapan-Nya itu...
Kujauhkan kita dari rasa bersalah telah jatuh dalam perasaan terlalu dalam,
sebelum kita tahu akan bersatukah kita dalam ridho-Nya.
Aku menanti.
Menanti tibanya waktu dimana kita akan dipertemukan.
Menanti tibanya waktu dimana kita akan berbahagia di akhir.
Menanti tibanya sang waktu membuktikan bahwa hati yang sabar akan dibahagiakan.
Menanti tibanya sang waktu membuktikan bahwa yang berjodoh akan disandingkan.
Aku percaya.
Kembali, hanya Tuhan yang tahu...
"Aku mencintaimu.
Itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan keselamatanmu." (cuplikan sajak Sapardi Djoko Damono)
Sabtu, 17 Agustus 2013
Indonesiaku, 68 Tahun
17 Agustus 1945. 68 tahun lalu.
Indonesiaku masih terjajah. 68 tahun lalu.
17 Agustus 2013. 68 tahun sudah.
Indonesiaku diharapkan tidak terjajah oleh alibi globalisasi kaum hedonis dan kaum 'penjajah pikiran'.
Indonesiaku masih terjajah. 68 tahun lalu.
17 Agustus 2013. 68 tahun sudah.
Indonesiaku diharapkan tidak terjajah oleh alibi globalisasi kaum hedonis dan kaum 'penjajah pikiran'.
Sabtu, 10 Agustus 2013
Hati Ini Masih Sempit
Mau seberapa menyakitkan sebuah kejadian, jika kita mempunyai hati selapang lautan, ditumpahkan racun paling mematikan se-kontainer sekalipun, tetap akan larut, tidak terasa.
Tetapi kalau hati itu sempit, satu tetes berbisa saja cukup untuk membuat hidup kita 'binasa' sehari, seminggu, bahkan berbulan-bulan.
Melapangkan hati adalah pekerjaan panjang, perlu latihan, berkali-kali jatuh-bangun, dan jelas membutuhkan ilmu dan pemahaman baik. Tidak mengapa gagal, besok lusa tidak terasa hatinya sudah semakin luas.
--Tere Lije
Quotes Twitter Repost 13
Pria yang mencintaimu tak hanya bilang "Aku takut kehilangan kamu." Dia harus berjuang untuk mewujudkan tindakannya secara nyata.
@dwitasaridwita
@dwitasaridwita
Jumat, 09 Agustus 2013
Quotes Twitter Repost 12
Orang yang selalu terlihat tegar sebenarnya adalah seseorang yang lebih membutuhkan pundak seseorang untuk bersandar.
@dwitasaridwita
@dwitasaridwita
Quotes Twitter Repost 11
Tuhan, doaku tak banyak. Jika dia jodohku, DEKATKANLAH. Jika dia bukan jodohku, JODOHKANLAH! Aku cuma mau dia!
@dwitasaridwita
@dwitasaridwita
Quotes Twitter Repost 10
Jodoh itu memang dicari, dipilih, tapi ada waktunya; bukan pemaksaan. Jadi, kalau belum mapan, jangan pacaran. 
@dwitasaridwita

@dwitasaridwita
Quotes Twitter Repost 9
Pacaran itu bukan segalanya, kok, karena itu hubungan yang "dibikin" manusia; bukan Tuhan. #eaaaaaaa :"))
@dwitasaridwita
@dwitasaridwita
Quotes Twitter Repost 7
berharap pada Tuhan jauh lebih baik daripada berharap pada manusia, karena Tuhan selalu menepati janjiNya
@dwitasaridwita
@dwitasaridwita
Quotes Twitter Repost 6
Apakah aku terlalu sulit kamu taklukan seperti mantan-mantanmu dulu? Sehingga, kamu memilih berhenti memperjuangkan aku?
@dwitasaridwita
@dwitasaridwita
Quotes Twitter Repost 5
Kamu ga butuh perempuan puitis yang setia, yang kamu butuhkan adalah perempuan yang sabar liat kamu jalan sama yang lain.
@dwitasaridwita
@dwitasaridwita
Quotes Twitter Repost 4
Jatuh cinta itu bisa membuat seseorang takut kehilangan seseorang yang tidak dia miliki.
@dwitasaridwita
@dwitasaridwita
Quotes Twitter Repost 3
Pria dan wanita yang sahabatan tapi juga punya perasaan lebih dari itu, keliatan dari cara mereka saling menatap. :')
@dwitasaridwita
@dwitasaridwita
Quotes Twitter Repost 2
Perempuan yang merindukanmu, tidak minta banyak hal, dia hanya ingin kamu yakinkan bahwa segalanya baik-baik saja.
@dwitasaridwita
@dwitasaridwita
Quotes Twitter Repost 1
Aku menunggu orang lain masuk tapi sayangnya aku tak pernah berusaha untuk membuka hatiku.
@dwitasaridwita
@dwitasaridwita
Kamis, 08 Agustus 2013
Ied Mubarak 1434 Hijriah
Hari ini adalah hari raya Idul Fitri 1434 Hijriah. Seperti tahun-tahun biasanya kami, dan semua umat muslim diseluruh dunia melaksanakan sholat Ied di masjid-masjid kampung dan kota. Tradisi yang ada di Indonesia biasanya setelah melaksanakan sholat Ied, setiap keluarga masing-masing akan saling berkunjung pada hari pertama lebaran. Begitu juga keluarga kami. Tentu saja, rumah-rumah juga dibersihkan dan dirapikan untuk menyambut keluarga-keluarga yang akan berkunjung ke rumah-rumah kerabat dan kenalan. Begitu juga keluarga kami. Aku mempunyai beberapa foto mengenai hari lebaran pertama ini. Hanya sebagian kecil saja, sebenarnya. Ibuku dan aku membuat semua kue-kue itu dan menata rumah bersama ayah dan saudara laki-laki ku. Aku suka cara ibuku menghias gorden kecil itu dengan hiasan kupu-kupu itu. Selamat berlebaran.
Senin, 05 Agustus 2013
7 Kata-Kata Hikmat Salahuddin Al 'Ayyubi
- Saya meminta kekuatan, dan Allah memberi saya kesulitan untuk membuat saya kuat.
- Saya bertanya tentang kebijaksanaan, dan Allah memberi saya masalah untuk diselesaikan.
- Saya meminta untuk kemakmuran, dan Allah memberi saya tenaga untuk bekerja.
- Saya meminta keberanian, dan Allah memberi saya bahaya untuk diatasi.
- Saya meminta cinta, dan Allah memberi saya orang-orang yg bermasalah untuk dibantu.
- Saya meminta nikmat, dan Dia memberi saya peluang.
- Saya tidak meminta apa-apa untuk diri saya, tetapi saya menerima semua apa yg saya butuhkan.
August, 5
Kuatkan hatimu. Kuatkan hatimu. Kuatkan hatimu.
Maka setelah ini, jangan lagi menengok kebelakang untuk menggoyahkan niat dan langkahmu.
Kuatkan hatimu.
Kuatkan hati'ku'.
Maka setelah ini, jangan lagi menengok kebelakang untuk menggoyahkan niat dan langkahmu.
Kuatkan hatimu.
Kuatkan hati'ku'.
Langit Memberi Sekelebat Jawaban
Maka sepertinya langit sudah memberikan jawaban. Meski jawaban yang ditunjukkan adalah suatu jawaban yang samar, kelam, dan sedikit menyakitkan--tidak, tapi sangat menyakitkan. Tiada lelah berupaya, namun kebingungan sudah terlalu menguasai semua. Cuaca pun kini menjadi semakin tak menentu. Kadang begemuruh, hujan lebat tak tahu mengapa, kadang terasa tenang. Cukup tenang. Lalu kembali berawan. Sedikit rintik, namun tak mengapa, itu sudah biasa. Bahkan jauh sebelum semua ini. Semua sudah dibiasakan. Orang lain mungkin mencoba pahami. Tapi kalian tahu, kalian tak akan mengerti. Secuil pun yang kalian anggap telah kalian pahami, sesungguhnya tiada yang kalian pahami. Sejatinya, kalian tidak terlalu peduli. Sungguh, hanya sebuah hati dan Yang Mahamemiliki lah yang mengetahui. Bahkan yang tidak diketahui oleh sebuah hati itu sendiri.
Apakah kini waktunya memilih kembali jalan? Meneruskan perjalanan tanpa menoleh lagi kepada semua yang telah lalu. Atau meneruskan perjalanan, namun raga, pikiran, dan hati masih berada pada tempat yang sama--selalu ditempat semula-?
Hingga kini, kau masih belum beranjak pergi dari tempat semula. Sadarkan dirimu sendiri. Tiada yang akan menyadarkan. Sadarlah.
Maka langit sesungguhnya hanya memberi sedikit lagi tambahan kepedihan. Mungkin belum untuk jawaban.
Dan ikhlas pun masih dengan ketetapian. Sungguh, itu belumlah sebuah keikhlasan. Karena keikhlasan bukan perkara detik, menit, jam, atau hari. Tapi perkara yang butuh waktu tahunan untuk menanggalkan ketetapiannya. Tahunan.
Maka langit sesungguhnya hanya memberi sedikit lagi tambahan kepedihan. Mungkin belum untuk jawaban.
Dan ikhlas pun masih dengan ketetapian. Sungguh, itu belumlah sebuah keikhlasan. Karena keikhlasan bukan perkara detik, menit, jam, atau hari. Tapi perkara yang butuh waktu tahunan untuk menanggalkan ketetapiannya. Tahunan.
Minggu, 04 Agustus 2013
Don't Ever Blame Me
Don't blame me if i still remembering the old time.
Our old time.
Other people don't understand.
So, don't blame me.
I'm just a human.
I'm not an angel.
You are just too professional; I'm not.
Not yet.
Our old time.
Other people don't understand.
So, don't blame me.
I'm just a human.
I'm not an angel.
You are just too professional; I'm not.
Not yet.
Jodoh, Teman, Setia
Postingan ini berlaku untuk siapa saja. Tidak meniatkan kepada seorang atau sekelompok orang saja. :)
Setialah pada teman. Itu hal yang baik.
Tapi setialah juga pada jodohmu. Itu juga hal yang baik.
Karena suatu saat teman juga hanya akan peduli pada jodohnya saja, pada pasangannya saja.
Teman, sudah seharusnya pada tahapan begini harus mengerti bahwa dirinya sudah menjadi nomor ketiga, keempat, kelima, kesekian bagi temannya...
Karena ia seharusnya juga mengerti, dirinya sudah menjadi yang pertama bagi pasangannya, dan dia sudah mempunyai yang pertama bagi kehidupannya.
Teman, memang akan terus setia berteman.
Tapi, jodohmu, ia yang setia, yang kelak menemani hingga akhir duniamu.
Semua hal diatas tidak akan begitu berarti jika pada akhirnya jodohmu adalah temanmu itu sendiri. :)
Semoga bermanfaat dan bisa dipahami oleh kita semua. Walaupun saya yakin hanya saya saja seorang yang membaca postingan blog ini.
Setialah pada teman. Itu hal yang baik.
Tapi setialah juga pada jodohmu. Itu juga hal yang baik.
Karena suatu saat teman juga hanya akan peduli pada jodohnya saja, pada pasangannya saja.
Teman, sudah seharusnya pada tahapan begini harus mengerti bahwa dirinya sudah menjadi nomor ketiga, keempat, kelima, kesekian bagi temannya...
Karena ia seharusnya juga mengerti, dirinya sudah menjadi yang pertama bagi pasangannya, dan dia sudah mempunyai yang pertama bagi kehidupannya.
Teman, memang akan terus setia berteman.
Tapi, jodohmu, ia yang setia, yang kelak menemani hingga akhir duniamu.
Semua hal diatas tidak akan begitu berarti jika pada akhirnya jodohmu adalah temanmu itu sendiri. :)
Semoga bermanfaat dan bisa dipahami oleh kita semua. Walaupun saya yakin hanya saya saja seorang yang membaca postingan blog ini.
Sabtu, 03 Agustus 2013
Pada Sebuah Perjalanan Waktu
kalau bisa, aku ingin mengatakan padamu lewat waktu
bahwa kau pernah mengetuk hati ini, kala fajar
kala harapan masih berupa tetesan-tetesan embun,
yang malu-malu menyelinap dari ujung daun-daun
sungguh masih muda...
kalau bisa, aku ingin mengatakan padamu lewat waktu
bahwa kau pernah menyapa hati ini, kala siang
kala ruang hati hanya seperti relung sepi,
yang selalu diam-diam berharap pada pemilik milyaran hati
sungguh tak terduga...
kalau bisa, aku ingin mengatakan padamu lewat waktu
bahwa kau pernah menyelami hati ini, kala senja
kala langit jingga merona dengan semua kenangan,
yang samar-samar namun terus mengukir setiap bayangan
sungguh semua indah...
kalau bisa, aku ingin mengatakan padamu lewat waktu
bahwa kau pernah membuncah hati ini, kala malam
kala rembulan bertemu bintang pada gelapnya bayangan
kala mahluk malam bercerita tentang lelapnya hutan kesetiaan
kala api membakar puing-puing kebahagiaan
kala tanah mengubur setiap keping-keping hati yang terserak
kala angin menerbangkan bisikan remah rindu yang tak sampai
kala air menenggelamkan risau di gelak-gelaknya sungai
kala awan malam membawa jauh semua kesedihan
yang bersama-sama menyanyikan lagu tidur untuk hati yang terlupa,
merelakan semua yang telah jatuh dalam-dalam,
pada sebaris waktu yang kita sebut kebersamaan,
pada semua waktu yang berjodoh oleh Tuhan,
sungguh aku tak apa.
lalu kita akan terbangun dari semua kedamaian
kembali menyapa keresahan
di kala fajar kembali tiba;
bersama embun-embun.
bahwa kau pernah mengetuk hati ini, kala fajar
kala harapan masih berupa tetesan-tetesan embun,
yang malu-malu menyelinap dari ujung daun-daun
sungguh masih muda...
kalau bisa, aku ingin mengatakan padamu lewat waktu
bahwa kau pernah menyapa hati ini, kala siang
kala ruang hati hanya seperti relung sepi,
yang selalu diam-diam berharap pada pemilik milyaran hati
sungguh tak terduga...
kalau bisa, aku ingin mengatakan padamu lewat waktu
bahwa kau pernah menyelami hati ini, kala senja
kala langit jingga merona dengan semua kenangan,
yang samar-samar namun terus mengukir setiap bayangan
sungguh semua indah...
kalau bisa, aku ingin mengatakan padamu lewat waktu
bahwa kau pernah membuncah hati ini, kala malam
kala rembulan bertemu bintang pada gelapnya bayangan
kala mahluk malam bercerita tentang lelapnya hutan kesetiaan
kala api membakar puing-puing kebahagiaan
kala tanah mengubur setiap keping-keping hati yang terserak
kala angin menerbangkan bisikan remah rindu yang tak sampai
kala air menenggelamkan risau di gelak-gelaknya sungai
kala awan malam membawa jauh semua kesedihan
yang bersama-sama menyanyikan lagu tidur untuk hati yang terlupa,
merelakan semua yang telah jatuh dalam-dalam,
pada sebaris waktu yang kita sebut kebersamaan,
pada semua waktu yang berjodoh oleh Tuhan,
sungguh aku tak apa.
lalu kita akan terbangun dari semua kedamaian
kembali menyapa keresahan
di kala fajar kembali tiba;
bersama embun-embun.
Rabu, 31 Juli 2013
Satu Hari dalam Satu Purnama
Maka janji apakah yang paling kau harapkan dari sesama mahluk-Nya saat ini?
Jika janji itu pasti, maka kau tak perlu menanti-nanti dengan keluh kesah hati.
Cukup nantikan saja.
Ia akan menepati janji itu.
Namun jika kau sudah tahu bahwa janji itu sudah pasti tak akan lagi bisa diwujudkan, akankah kau masih terus menunggu datangnya janji baik itu?
Akankah kau masih berharap pada janji itu?
Akankah kau masih mengingat setiap detil janji itu?
Maka, ingatlah saja.
Namun jangan lagi kau banyak berharap.
Tiada yang bisa diharap dari janji sesama mahluk-Nya.
Tiada yang bisa diharap lagi dari janji "...akan menemuimu satu kali di setiap bulan..."
Tiada yang mampu mengubah skenario yang ada.
Maka, jangan berharap lagi pada bayang janji yang pernah ada...
Jangan berharap lagi.
Lepaskanlah ikatan janji-janji itu.
Lepaskanlah...
Jika janji itu pasti, maka kau tak perlu menanti-nanti dengan keluh kesah hati.
Cukup nantikan saja.
Ia akan menepati janji itu.
Namun jika kau sudah tahu bahwa janji itu sudah pasti tak akan lagi bisa diwujudkan, akankah kau masih terus menunggu datangnya janji baik itu?
Akankah kau masih berharap pada janji itu?
Akankah kau masih mengingat setiap detil janji itu?
Maka, ingatlah saja.
Namun jangan lagi kau banyak berharap.
Tiada yang bisa diharap dari janji sesama mahluk-Nya.
Tiada yang bisa diharap lagi dari janji "...akan menemuimu satu kali di setiap bulan..."
Tiada yang mampu mengubah skenario yang ada.
Maka, jangan berharap lagi pada bayang janji yang pernah ada...
Jangan berharap lagi.
Lepaskanlah ikatan janji-janji itu.
Lepaskanlah...
Mimpi, adalah harapan yang hampir pupus
Karena mimpi adalah kepingan-kepingan harapan-harapan yang tidak terjadi dengan semaunya saja di kehidupan nyatanya.. dan harapan-harapan itu tetap terus "ada" memenuhi pikiran bahkan saat manusia terlelap hingga bangun di paginya..
Selasa, 30 Juli 2013
Pemilik Kenangan, Pembuat Bayangan
Apakah dengan pergi ke suatu tempat baru yang jauh, jauh dari semua yang pernah ada dalam perjalanan kehidupan, akan menghilangkan semua kenangan yang pernah ada?
Tidak. Aku rasa tidak.
Jika memang bisa begitu, maka aku ingin.
Sayangnya, aku yakin, hal seperti itu hanya akan menambah memori tentang kenangan-kenangan lainnya lagi.
Kenangan-kenangan yang ditinggalkan sebelum pergi sejauh-jauh tempat tadi...
Tempat berlari dan bersembunyi tadi...
Lalu waktu akan menghapusnya, menghapus janji-janji lalu itu...
Menghapus bayangan-bayangan sedih itu...
Menghapus pemilik kenangan-kenangan itu...
Tidak. Aku rasa tidak.
Jika memang bisa begitu, maka aku ingin.
Sayangnya, aku yakin, hal seperti itu hanya akan menambah memori tentang kenangan-kenangan lainnya lagi.
Kenangan-kenangan yang ditinggalkan sebelum pergi sejauh-jauh tempat tadi...
Tempat berlari dan bersembunyi tadi...
Lalu waktu akan menghapusnya, menghapus janji-janji lalu itu...
Menghapus bayangan-bayangan sedih itu...
Menghapus pemilik kenangan-kenangan itu...
Mungkin Tertinggal Selamanya
Duhai urusan perasaan. Ketika seseorang berhenti menangis karenanya, maka beberapa saat kemudian, tentu saja airmatanya akan kering di pipi, isaknya akan hilang disenyap, seperti tidak ada lagi sisa tangisnya di wajah. Tetapi tangisan itu tetap tertinggal di hati. Kesedihan, rasa sakit, kesendirian, beban yang membekas.
Boleh jadi sebentar, boleh jadi selamanya.
--Tere Liye
Boleh jadi sebentar, boleh jadi selamanya.
--Tere Liye
Sabtu, 27 Juli 2013
3:173
Hasbunallah wa ni'mal wakiyl. "Allah is Sufficient for us"
Quran. 3:173
*Dibawah Lindungan Ka'bah*
Dbawah Lindungan Ka'bah adalah sebuah roman karya Buya Hamka yang terbit tahun 1939. Saat SMP dulu saya selalu melihat novel ini ada di deretan novel-novel atau roman-roman Indonesia angkatan Pujangga Baru.
Ya, dulu saat masih SMP sampai SMA saya masih hapal betul perkembangan angkatan karya sastra di Indonesia, tahun-tahun romannya, judul-judulnya, siapa-siapa saja pengarangnya, bahkan sinopsis, penggalan-penggalan cerita dalam roman-roman itu saya tidak tertukar kepemilikannya. Namun kini, jangan ditanya, saya lupa, sebagian besanya, terutama hal-hal pentingnya juga.. =)
Maka sekarang, setelah roman ini diangkat ke dalam layar lebar, saya kembali berniat untuk membacanya segera sebelum saya berusaha mencari filmnya, seperti yang selama ini selalu saya lakukan jika roman-roman atau novel-novelnya pengarang hebat di Indonesia maupun pengarang asing kemudian di filmkan.
Quran. 3:173
*Dibawah Lindungan Ka'bah*
Ya, dulu saat masih SMP sampai SMA saya masih hapal betul perkembangan angkatan karya sastra di Indonesia, tahun-tahun romannya, judul-judulnya, siapa-siapa saja pengarangnya, bahkan sinopsis, penggalan-penggalan cerita dalam roman-roman itu saya tidak tertukar kepemilikannya. Namun kini, jangan ditanya, saya lupa, sebagian besanya, terutama hal-hal pentingnya juga.. =)
Maka sekarang, setelah roman ini diangkat ke dalam layar lebar, saya kembali berniat untuk membacanya segera sebelum saya berusaha mencari filmnya, seperti yang selama ini selalu saya lakukan jika roman-roman atau novel-novelnya pengarang hebat di Indonesia maupun pengarang asing kemudian di filmkan.
Link: Perkembangan Karya Sastra Indonesia
Ini adalah beberapa link yang isinya cukup lengkap untuk menjelaskan betapa panjangnya perjalanan karya sastra di Indonesia. Ya, saya adalah salah satu diantara tujuh milyar orang penduduk dunia ini yang sejak kecil sangat menggemari membaca cerita. Namun saya mulia sungguh tertarik untuk memilih membaca roman-roman atau novel jaman lama karya sastra pujangga-pujangga Indonesia sejak SMP.
http://ilmuwanmuda.wordpress.com/perkembangan-berbagai-bentuk-sastra-indonesia/
http://www.plengdut.com/2012/10/perkembangan-karya-sastra-zaman.html
http://carapedia.com/periodisasi_sastra_indonesia_info4193.html
http://ilmuwanmuda.wordpress.com/perkembangan-berbagai-bentuk-sastra-indonesia/
http://www.plengdut.com/2012/10/perkembangan-karya-sastra-zaman.html
http://carapedia.com/periodisasi_sastra_indonesia_info4193.html
Namun Sampai Akhir Masa Mungkin Memang Begini Adanya...
"Di muka bumi ini, setiap ada pertemuan, pasti ada perpisahan. Jika ada harapan maka juga menempel kekecewaan. Dan kalau terdapat kasih sayang, pun akan ikut kebencian."
Kalimat2 ini seharusnya yang pertama kali dipelajari oleh setiap orang yang akan, sedang, telah, atau berhenti jatuh cinta. Agar paham cinta tidak selamanya indah.
--Tere Lije
Kalimat2 ini seharusnya yang pertama kali dipelajari oleh setiap orang yang akan, sedang, telah, atau berhenti jatuh cinta. Agar paham cinta tidak selamanya indah.
--Tere Lije
Demi Cinta
labbaik allahumma labbaik
labbaika la sharika laka labbaik
labbaik allahumma labbaik
labbaika la sharika laka labbaik
wahai pengemar cinta dengar aku bercerita
cinta datangnya tak diduga bergelantungan di hati
bila kita diabaikan mugkin pernah kita mengabaikan
namun aku takkan diam terus ku tuju cinta
malam-malam ku melamun mencari kata-kata nan indah
seperti sabdanya Rasulullah berbahasa tinggi dan puitis
demi cinta hujan berdebu akan ku terjang tanpa meragu
menapaki tanah harap membawa cinta dan cita-cita kita
labbaik allahumma labbaik
labbaika la sharika laka labbaik
labbaik allahumma labbaik
labbaika la sharika laka labbaik
bila kita diabaikan mugkin pernah kita mengabaikan
namun aku takkan diam terus ku tuju cinta
malam-malam ku melamun mencari kata-kata nan indah
seperti sabdanya Rasulullah berbahasa tinggi dan puitis
demi cinta hujan berdebu akan ku terjang tanpa meragu
menapaki tanah harap membawa cinta dan cita-cita kita
labbaik allahumma labbaik
labbaika la sharika laka labbaik
labbaik allahumma labbaik
labbaika la sharika laka labbaik
berdentak dentak suara rebana
bertalu di ranah minang
denai bercinto becito-cito
di tanah suci-Mu ya Allah
(Melly Goeslaw)
labbaika la sharika laka labbaik
labbaik allahumma labbaik
labbaika la sharika laka labbaik
wahai pengemar cinta dengar aku bercerita
cinta datangnya tak diduga bergelantungan di hati
bila kita diabaikan mugkin pernah kita mengabaikan
namun aku takkan diam terus ku tuju cinta
malam-malam ku melamun mencari kata-kata nan indah
seperti sabdanya Rasulullah berbahasa tinggi dan puitis
demi cinta hujan berdebu akan ku terjang tanpa meragu
menapaki tanah harap membawa cinta dan cita-cita kita
labbaik allahumma labbaik
labbaika la sharika laka labbaik
labbaik allahumma labbaik
labbaika la sharika laka labbaik
bila kita diabaikan mugkin pernah kita mengabaikan
namun aku takkan diam terus ku tuju cinta
malam-malam ku melamun mencari kata-kata nan indah
seperti sabdanya Rasulullah berbahasa tinggi dan puitis
demi cinta hujan berdebu akan ku terjang tanpa meragu
menapaki tanah harap membawa cinta dan cita-cita kita
labbaik allahumma labbaik
labbaika la sharika laka labbaik
labbaik allahumma labbaik
labbaika la sharika laka labbaik
berdentak dentak suara rebana
bertalu di ranah minang
denai bercinto becito-cito
di tanah suci-Mu ya Allah
(Melly Goeslaw)
Jumat, 26 Juli 2013
Try. Always.
If you feel happy now with your life, then i'll happy too.
Whatever still cover this feeling. :)
I'll try, always. :)
Whatever still cover this feeling. :)
I'll try, always. :)
Kamis, 25 Juli 2013
Jangan Membenci Angin
"Daun yang jatuh tak pernah membenci angin"
Ya, tentu saja. Itu sebuah keharusan bagi penghambaan yang ikhlas akan takdirnya.
Akan menjadi suatu ketidakpatuhan jika ia membenci angin yang telah melepaskannya dari pegangan kehidupannya pada pohon itu.
Bercermin pada pengikhlasan daun yang tak pernah membenci angin,
hati manusia yang kerdil dan lebih banyak keruhnya ini pun terus belajar seikhlas daun,
yang meski dijatuhkan oleh angin, diterbangkan entah akan kemana jatuhnya,
ia tetap tak membencinya.
ia patuh pada keputusan bagi hidupnya.
Mengapa pula harus membenci angin?
ia pun hanya mematuhi perintah, sabda semesta..
Mengapa pula harus membenci yang memiliki sabda?
Ia yang mengatur kebaikan semuanya,
baik penerimaan yang langsung,
maupun penerimaan yang terus diusahakan seiring berjalannya waktu..
Bahkan setelah jatuh pun, sesungguhnya semua masih memancarkan keindahannya.
Jangan membenci angin, karena ia juga tak berdaya, hanya pula patuh pada ketetapan.
Ya, tentu saja. Itu sebuah keharusan bagi penghambaan yang ikhlas akan takdirnya.
Akan menjadi suatu ketidakpatuhan jika ia membenci angin yang telah melepaskannya dari pegangan kehidupannya pada pohon itu.
Bercermin pada pengikhlasan daun yang tak pernah membenci angin,
hati manusia yang kerdil dan lebih banyak keruhnya ini pun terus belajar seikhlas daun,
yang meski dijatuhkan oleh angin, diterbangkan entah akan kemana jatuhnya,
ia tetap tak membencinya.
ia patuh pada keputusan bagi hidupnya.
Mengapa pula harus membenci angin?
ia pun hanya mematuhi perintah, sabda semesta..
Mengapa pula harus membenci yang memiliki sabda?
Ia yang mengatur kebaikan semuanya,
baik penerimaan yang langsung,
maupun penerimaan yang terus diusahakan seiring berjalannya waktu..
Bahkan setelah jatuh pun, sesungguhnya semua masih memancarkan keindahannya.
Jangan membenci angin, karena ia juga tak berdaya, hanya pula patuh pada ketetapan.
Kita Semua Mengetahuinya
Namun sesungguhnya kita semua tahu kebenarannya.
Ya, kita semua. Kita semua yang menjadi lakon dalam semesta ini. Kita, langit, bumi, pohon, hujan, pusaran badai, gerombolan awan, matahari, burung-burung, lautan.
Bahkan semut kecil yang ada di sudut perjalanannya itu pun tahu pasti bahwa setelah rintik, badai, berderai-derai beban berat tertumpah yang dibawa langit nan luas, kita semua tahu bahwa akan selalu ada pelangi setelahnya.
Akan selalu ada pelangi yang kembali melengkungkan senyuman semesta di luasnya langit kelam yang perlahan-lahan kembali bersinar cerah bersama kilauan sang matahari.
Kita semua tahu itu.
Begitu pun berlaku pada kehidupan manusia.
Hal-hal luar biasa, konspirasi alam semesta, yang dilukiskan Yang Mahasegala pada semua hal yang tidak mampu diciptakan manusia itu, pun akan dilukiskan pada hari-hari tak sempurna kita.
Pelangi itu akan selalu ada pada kumpulan hari-hari berikutnya, pada kumpulan hari-hari setelah pengikhlasan itu bukan hanya sebuah kata bak bulan sabit, namun saat ia telah menjadi bulat penuh purnama.
Dan bulat penuh purnama itu perlu waktu.
Semua perlu waktu.
Namun jangan terlena pada waktu.
Karena bahkan waktu yang sanggup menyimpan semua kejadian pun juga mampu menghianati hati manusia.
Maka menunggulah sedikit lagi.
Menunggulah lagi dengan tambahan segelas penuh kesabaran. Jika gelas tadi telah hampir kosong namun senyum semesta masih belum tampak dari hamparan bumi ini, maka tambahlah lagi sepoci penuh kesabaran menunggu kepastian itu.
Temukanlah mata air kesabaran
Karena hati manusia tidak pernah cukup dalam hal apapun.
Kembalilah menunggu, dalam pengikhlasan yang penuh.
Sampai lelah pun, kembalilah menunggu.
Tak perlu takut dengan penghianatan waktu.
Karena bahkan waktu pun ada yang mengaturnya.
Begitu juga dengan sapaan pelangi tadi, pun pasti akan tiba pada waktunya.
Ya, kita semua mengetahuinya.
None
“Dan saat pintu hati itu terlalu dibuka padahal belum saatnya, maka tunas-tunas perasaanmu tak bisa kaupangkas lagi.
Semakin kautikam, dia tumbuh dua kali lipatnya. Semakin kauinjak, helai daun barunya semakin banyak.”
--Novel "Daun yang jatuh tak pernah membenci angin", Tere Liye,
Semakin kautikam, dia tumbuh dua kali lipatnya. Semakin kauinjak, helai daun barunya semakin banyak.”
--Novel "Daun yang jatuh tak pernah membenci angin", Tere Liye,
Aku Ingin
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu
kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan
kepada hujan yang menjadikannya tiada.
(Sapardi Djoko Damono)
Dalam Doaku
Dalam doaku subuh ini kau menjelma langit yang
semalaman tak memejamkan mata, yang meluas bening
siap menerima cahaya pertama, yang melengkung hening
karena akan menerima suara-suara
semalaman tak memejamkan mata, yang meluas bening
siap menerima cahaya pertama, yang melengkung hening
karena akan menerima suara-suara
Ketika matahari mengambang tenang di atas kepala,
dalam doaku kau menjelma pucuk-pucuk cemara yang
hijau senantiasa, yang tak henti-hentinya
mengajukan pertanyaan muskil kepada angin
yang mendesau entah dari mana
dalam doaku kau menjelma pucuk-pucuk cemara yang
hijau senantiasa, yang tak henti-hentinya
mengajukan pertanyaan muskil kepada angin
yang mendesau entah dari mana
Dalam doaku sore ini kau menjelma seekor burung
gereja yang mengibas-ibaskan bulunya dalam gerimis,
yang hinggap di ranting dan menggugurkan bulu-bulu
bunga jambu, yang tiba-tiba gelisah dan
terbang lalu hinggap di dahan mangga itu
gereja yang mengibas-ibaskan bulunya dalam gerimis,
yang hinggap di ranting dan menggugurkan bulu-bulu
bunga jambu, yang tiba-tiba gelisah dan
terbang lalu hinggap di dahan mangga itu
Maghrib ini dalam doaku kau menjelma angin yang
turun sangat perlahan dari nun di sana, bersijingkat
di jalan kecil itu menyusup dicelah-celah jendela dan pintu
dan menyentuh-nyentuhkan pipi dan bibirnya
di rambut, dahi, dan bulu-bulu mataku
turun sangat perlahan dari nun di sana, bersijingkat
di jalan kecil itu menyusup dicelah-celah jendela dan pintu
dan menyentuh-nyentuhkan pipi dan bibirnya
di rambut, dahi, dan bulu-bulu mataku
Dalam doa malamku kau menjelma denyut jantungku,
yang dengan sabar bersitahan terhadap rasa sakit
yang entah batasnya, yang setia mengusut rahasia
demi rahasia, yang tak putus-putusnya bernyanyi
bagi kehidupanku
yang dengan sabar bersitahan terhadap rasa sakit
yang entah batasnya, yang setia mengusut rahasia
demi rahasia, yang tak putus-putusnya bernyanyi
bagi kehidupanku
Aku mencintaimu.
Itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan
keselamatanmu
Itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan
keselamatanmu
(Sapardi Joko Damono, 1989, kumpulan sajak
“Hujan Bulan Juni”)
Langganan:
Postingan (Atom)